Mengenai Urban Mission Consultation

Sebuah acara yang mempertemukan gereja-gereja, organisasi-organisasi non-profit Kristen, serta kaum profesional di Jabodetabek dan Bandung untuk secara khusus mendiskusikan strategi misi di abad 21, khususnya misi di perkotaan.

Abad 21 memunculkan satu isu yang cukup signifikan, yaitu bahwa dunia didominasi oleh manusia urban. Bermunculan kota-kota baru atau desa kecil menjadi kota, dan ada kecenderungan bahwa yang dikenal bukan lagi negara melainkan kota. Urbanisasi besar-besaran sedang terjadi.

Tujuan

Sasaran

Apa tujuan UMC 2020?

  1. Memberikan pemahaman kondisi abad 21 tentang pengaruh urbanisasi, posmodernisme, dan globalisasi serta tantangannya bagi sebuah negara dan gereja.
  2. Memperdalam pemahaman tentang Misi Allah secara komprehensif (teologia dan praktika).
  3. Menjelaskan tentang pelayanan perkotaan (urban ministry) dan kolaborasi sebagai bagian solusi strategis di abad 21 meliputi urban youth, urban poor, dan urban profesional.
  4. Melatih kemampuan untuk menerapkan dan mengerjakan pelayanan perkotaan  sesuai dengan konteks dan kapasitas gereja dan komunitas.
  5. Membuka dan memperluas kolaborasi mengerjakan pelayanan perkotaan.

Apa sasaran UMC 2020?

  1. Gereja dan komunitas menyadari akan pengaruh dan tantangan di abad 21.
  2. Gereja dan komunitas memiliki pemahaman yang komprehensif tentang misi integral dan mengerjakannya sesuai dengan konteks yang dihadapi.
  3. Gereja dan komunitas mau berkolaborasi, melakukan pelayanan perkotaan dengan lebih signifikan.

Ruang Lingkup Bahasan UMC

Timothy Keller dalam bukunya Center Church menyatakan bahwa seiring dengan terjadinya tantangan-tantangan yang diakibatkan urbanisasi, muncul kesempatan yang unik bagi gereja di perkotaan untuk menjangkau empat kelompok yaitu: Pertama, kelompok pemuda (urban youth). Semakin banyak pemuda yang datang dan suka tinggal di kota untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Mereka harus dijangkau karena kelak mereka akan menjadi penerus pemimpin gereja. Kedua, kelompok profesional (urban professional). Kelompok kedua ini menghabiskan waktu di kota dan bekerja sebagai pebisnis, politikus, akademis, pekerja seni, dan lain sebagainya. Kota memengaruhi budaya dan nilai hidup mereka. Bila gereja ingin berdampak maka gereja perlu memperlengkapi dan mempersiapkan profesional Kristen untuk menjadi agen perubah budaya dan nilai hidup sekitarnya. Ketiga, pendatang dari berbagai etnis (urban ethnics). Sebagai pendatang di kota, mereka membutuhkan bantuan dan dukungan untuk mampu hidup bertahan di kota yang penuh dengan tekanan ekonomi, emosi dan rohani. Hal ini menjadi kesempatan bagi gereja untuk membantu mereka mengalami pertolongan dan kasih Tuhan karena pada umumnya mereka lebih terbuka terhadap pekabaran injil. Keempat, kelompok orang miskin (urban poor). Sepertiga dari penduduk kota akan tinggal di daerah padat dan kumuh. Mereka adalah masyarakat ekonomi lemah atau miskin yang rentan terhadap eksploitasi. Gereja dipanggil untuk memperdulikan orang miskin di sekitarnya. Dengan demikian gereja melakukan perannya sebagai pembawa kabar baik kepada yang menderita. 

Berdasarkan uraian di atas, Urban Mission Consultation (UMC) yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia ini, akan membahas tantangan misi abad-21 dengan pokok bahasan pada tiga kelompok, yaitu: Urban youth , urban poor, dan urban professional. Sedangkan urban ethnic dianggap termasuk bagian dari ketiga kelompok tersebut dimana baik orang miskin, anak muda, maupun kaum profesional berasal dari berbagai etnis. Didalam mempersiapkan ketiga pokok bahasan tersebut telah dibentuk tim lingkar studi yang setiap bulan belajar dan berdiskusi bersama selama lebih dari satu tahun dimana kajian yang dihasilkan akan dipresentasikan dalam UMC.

Kolaborator UMC

Christopher J.H. Wright Video